Pertemuam Singkat

Terdengar suara hape berbunyi, lampu led menyala aku tak mengira itu adalah permintaan pertemanan dari seseorang yang  tlah lama hilang dari kehidupanku. Kau datang tiba-tiba menyinari hariku dan kau pun pergi sesuka hatimu, seolah-olah aku hanya persinggahanmu disaat kau sedang menanti kekasihmu kembali. Dimana hatimu sayang, aku tlah sabar dngan sikapmu selama ini. kehadiranmu mampi menghipnotis otakku, mampu membuat semangat baru untuk hidupku. Kita tlah jarang berkomunikasi sebelumnya, bahkan terakhir kita kenal waktu acara pensi tiga tahun lalu. Kita hanya berkomunikasi lewat sosial media saja. Kita sangat akbar berkomunikasi, setiap larut malam. Mungkin ini alasan aku tak enak tidur berhari-hari, apa aku tlah jatuh cinta dengan mu ? Apa iya hanya lewat sosial media, kita bisa berhasil? Apa ini cinta pada pandangan di dunia maya, oh tuhan, semua ini terasa ambigu. Hari pun  terus berganti, aku pun mulau merasa nyaman dengannya. Suatu malam, entah kenapa waktu mempertemukan kita. Tiba-tiba suasana menjadi tegang, mungkin karena baru pertama kali bertemu denganmu setelah sekian lama tak bertemu. Kau tampak lebih dewasa,  dan mampu membuatku tergila-gila malem itu. Sungguh, aku tak menyangka kau begitu tampak mengenakan hem abu-abu itu. Kencan pertama kita berjalan lancar, meski harus hujan-hujan an malem hari. Aku tak menyadari jika ini pertemuan singkat. Semua berlalu dengan manis, kau mengenalkanku kepada orang tua mu. Tentu aku tak begitu paham apa sebab kau mengenalkanku kepada orang terkasihmu. Apa aku satu-satunya wanita yang kau bawa kehadapan ibumu, entah beliau langsung merespon positif terhadapku. Malam itu, sungguh tak ku sangka, aku langsung merasa nyaman menjadi bagian dari keluargamu, entahlah aku adalah siapa dirumah ini . Mungkin pertemuan ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita, aku mempunyai kehidupanku sendiri. Aku tak bisa benar-benar ada untukmu, tapi aku tetap menyayangimu.