Saturday, March 16, 2013

karya ilmiah "MENENTUKAN ASAM DAN BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI"



ABSTRAK
Setiawan, dkk.2013.Menentukan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami
Kata Kunci : Indikator Alami, Larutan Asam dan Basa

 Indikator alami merupakan bahan alami yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indikator alami yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bunga – bungaan, umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan warna pada indikator alami ketika dicampur dengan larutan asam atau basa. Adapun metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah studi putaka dan eksperimen, ini dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Hasil penelitian yang kami peroleh Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik digunakan sebagai indikator. Hanya ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan indikator yang baik karena perubahan warnanya mudah dianalisa.
Ekstrak bunga yang baik digunakan sebagai indikator alami sesuai dengan praktikum yang kami lakukan adalah bunga sepatu dan kunyit karena perubahan warna pada ekstrak bunga sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri dengan larutan asam. Sedangkan ekstrak bunga yang kurang baik digunakan adalah ekstrak bunga tapak dara, ekstrak bunga pacar air, ekstrak bunga bugenvil, ekstrak bunga eforbia, ekstrak bunga ungu telang dan ekstrak bunga asoka karena tidak memiliki perubahan warna secara kontras saat dicampuri dengan larutan asam atau basa. 




BAB I

PENDAHULUAN
1.      1  Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator. Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, bunga pacar air, bunga ungu telang, bunga sepatu, bunga eforbia, bunga bugenvil, kunyit dan bunga asoka. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan







1.      2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, permasalahan yang akan  dibahas pada karya tulis ini adalah :
1.      2.1 Bagaimana menentukan perubahan warna pada indicator alami ketika dicampur dengan larutan asam atau basa?

1.      3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan di capai sebagai berikut :
1.3.  1  untuk mengetahui perubahan warna pada indicator alami ketika dicampur dengan larutan asam atau basa.


1.      4  Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, dapat disebutkan beberapa manfaat penelitian dari karya tulis ini, yaitu :
·         Bagi penulis
Mengetahui perubahan warna yang terjadi pada indikator alami ketika ditetesi oleh larutan asam dan basa.
·         Bagi pembaca
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada percobaan yang menentukan asam dan basa suatu indikator, ketika indikator alami tersebut ditetesi oleh cuka atau air kapur.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya berbeda, asam, basa atau netral. Indicator alam yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa adalah bubga – bungaan, umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indicator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam asam berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau. (http://www.zakapedia.com/2013/02/cara-menentukan-asam-basa-dan-garam.html)     
2.2  Bunga Pacar Air
Bunga pacar air ini memiliki nama ilmiah Impatiens balsamina Linn. Pacar air Merupakan terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna hijau muda tanpa daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam warna, seperti merah, oranye, ungu, putih. Buahnya buah kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 - 80 cm. Kandungan kimia bunga pacar air ini adalah anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar : cyanidin mono-glycoside. (http://rumputobat.blogspot.com/2012/11/tanaman-obat-pacar-air.html)

Gambar 1.1 Pacar air
2.3   Bunga Tapak Dara
Tapak dara ini memiliki nama ilmiah Chtarantus roseus (L.) G. Don dan banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapak dara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Tapak dara memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas dan bercabang serta berambut. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bungannya yang indah menyerupai terompet dengan permukaan berbulu halus. Tapak dara juga memiliki rumah biji yang berbentuk silindris menggantung pada batang. Penyebaran tumbuhan ini melalui biji. Dari akar, batang, daun hingga bunga tapak dara mengandung vinkristin, vinrosidin, vinblastin dan vinlouresin merupakan kandungan komposisi zal alkaloid dari tapak dara. (http://rumputobat.blogspot.com/2013/01/tanaman-obat-tapak-dara.html)
            Gambar 1.2 Bunga Tapak Dara

      2.4 Bunga Ungu Telang
Bunga Ungu Telang ini memiliki nama ilmiah Clitoria ternatea L. Tumbuhan ini hidup di Semak, menjalar, panjang 3-5 m. Batang: membelit, masif, permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Bunganya majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, berwarna hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. Buah berbentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Bijinya berbentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat. Akarnya tunggang, putih kotor. Tumbuhan ini mengandung saponin, flavonoid, alkaloid, caoksalat, dan sulfur. Pada daun terdapat unsure kaempferol-3-glukosida, dan triterpenoid. Pada bunga terkandung delphinidi 3,3,5 dan triglukoside fenol sedangkan akarnya bisa memabukan. (http://bataviareload.wordpress.com/2012/03/15/kembang-telang/)
Gambar 1.3 Bunga Ungu Telang

1.      5 Bunga Sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_Sepatu)
Kembang sepatu ini memiliki rasa manis dan bersifat netral. Bahan kimia yang terkandung dalam daun kembang sepatu di antaranya taraxeryl acetat. Selain itu, bunga kembang sepatu mengandung cyanidin diglucosid, hibisetin, zat pahit, dan lendir.

Gambar 1.5 Bunga Sepatu
1.6  Bunga Eforbia
Euphorbia adalah tanaman dengan batang berduri dan bergetah, dengan bunga yang menyembul dari ketiak daun berupa gerombol bunga. Sebagian dari jenis euphorbia tumbuh menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan besar. Bunga euphorbia yang sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal juga sebagai bunga delapan dewa. Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. Daun yang sehat agak tebal, dengan permukaan halus, dan tulang daun yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip, oval, ada juga yang membulat, dan ada pula yang berbentuk hati. Euphorbia juga ada yang berupa species, ada juga yang varietas (biasa disebut jenis hibrida atau hasil persilangan). Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu tumbuhnya tunas samping. (http://tamanku.com/euphorbia-tanaman-asli-madagaskar/)


            Gambar 1.6 Bunga Eforbia


1.7  bunga Bugenvil
Kembang kertas atau populer juga dengan nama bugenvil (pengucapan bahasa Inggris:  bougainville; nama ilmiah: Bougainvillea, terutama B. glabra) merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang. Tanaman bunga kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat populer karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah. (http://rianiflower.wordpress.com/bunga-bougenville/ )

Gambar 1.7 Bunga Bugenvil

  


1.8  Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit)

Gambar 1.8 Kunyit



1.9  Bunga Asoka  
Bunga Asoka memiliki nama ilmiah Asupala. Bunga Asoka merupakan salah satu pohon suci di India. Bisa ditemukan di seluruh wilayahIndia. Bunga ini juga bisa ditemui di banyak tempat di Indonesia.Bunganya memiliki bermacam-macam warna diantaranya merah, oranye, dan kuning. Banyak disukai sebagai tanaman hias karena daunnya bisa dibentuk dan bunganya indah. Dokumen sejarah menyatakan bahwa Asoka mengandung hematoksilin. Hasil analisis terbarumenunjukkan bahwa kulit kayu kering Asoka yang dihaluskan mengandung cukup banyak tanindan zat organik yang mengandung besi.Asoka tidak mengandung sifat alkaloid aktif maupun minyak atsiri. Kulit kayunya mengandungsejumlah tanin dan catachin. (http://www.scribd.com/doc/55850911/Manfaat-Bunga-Asoka)


Gambar 1.9 Bunga Asoka

1.10                      Tabel indicator Alami
Sebelum                                                          Sesudah

Warna Bunga
Nama Bunga
Warna Air Bunga
Warna Air Bunga + Asam Asetat
Warna Air Bunga + Air Kapur
Merah
Kembang sepatu
Ungu muda
Merah
Hijau tua
Kuning
Terompet
Kuning keemasan
Emas muda
Emas tua
Ungu
Anggrek
Ungu tua
Pink tua
Hijau kemerahan
Merah
Asoka
Coklat muda
Oranye muda
Coklat
Kuning
Kunyit
Oranye
Oranye cerah
Coklat kehitaman
Ungu
Bougenville
Pink tua
Pink muda
Coklat teh
Pink
Euphorbia
Pink keputih-putihan
Pink muda
Hijau lumut
Merah
Kamboja
Coklat tua
Coklat oranye
Coklat kehitaman


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1     alat dan bahan
bahan :
a.          Ekstrak bunga
b.         Ekstrak bunga
c.          Ekstrak bunga
d.         Ekstrak bunga
e.          Air
f.          Larutan asam (cuka)
g.         Larutan basa (air kapur)
Alat :
a.       Pipet
b.      Plat tetes
c.       Gelas ukur
d.      Lumpang dan alu

3.2  cara kerja
a.   Menumbuk kelopak bunga hingga ekstraknya keluar.
b.      Mencampur ekstrak bunga dengan air.
c.       Mengambil beberapa tetes dari ekstrak bunga menggunakan pipet. Kemudian meletakkannya di piring tempat percobaan.
d.      Mengulangi langkah no.1-3 untuk ekstrak bunga atau daun lain.
e.       Setelah semua ekstrak telah diletakkan di plat tetes, kemudian meneteskan beberapa tetes larutan asam dan beberapa tetes larutan basa di tempat yang berbeda.
f.       Mencatat perubahan-perubahan warna yang terjadi.
g.      Menulis hasil pengamatan tersebut.







  
3.3  Data Pengamatan

No
Nama Bahan
Warna Ekstrak
Asam
Asli
Basa
1
Bunga Pacar Air
Merah Jambu
Ungu Pekat
Kuning Pekat
2
Bunga Tapak Dara
Merah Muda
Biru Muda
Kuning
3
Bunga Ungu Teleng
Merah bella
Biru
Hijau pekat
4
Bunga Sepatu
Merah
Ungu
Hijau Bening
5
Bunga Evorbia
Pink Muda
Putih Transparan
Hijau pekat muda
6
Bunga Bugenvil
Pink Pekat
Pink
Hijau Bening
7
Kunyit
Kuning Transparan
Orange
Merah
8
Bunga Asoka
Merah Bata
Coklat Bening
Hijau Pekat Tua
   
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

            4.1 Pembahasan
Pada pembuatan indikator alami ( ekstrak bunga) dimana bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil. Seperti pada percobaan yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut :
1)      Ekstrak Bunga Pacar Air
Sari bunga pacar air memiliki warna ungu pekat, setelah di tetesi larutan asam  menjadi merah jambu dan setelah di tetesi larutan basa menjadi kuning pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bunga pacar air sesuai dengan sifat dari larutan asam dan basa.

2)      Ekstrak Bunga Tapak Dara
Sari bunga tapak dara memiliki warna biru muda, setelah di tetesi larutan asam  menjadi merah muda dan setelah di tetesi larutan basa menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa bunga tapak dara sesuai dengan sifat dari asam.

3)      Ekstrak Bunga Ungu Telang
Sari bunga ungu telang memiliki warna biru, setelah di tetesi larutan asam  menjadi merah bella dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau pekat. Hal ini menunjukkan bahwa bunga ungu telang sesuai dengan sifat dari asam.

4)      Ekstrak Bunga Sepatu
Sari bunga ungu sepatu memiliki warna ungu, setelah di tetesi larutan asam  menjadi merah dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau bening. Hal ini menunjukkan bahwa bunga sepatu sesuai dengan sifat dari asam.

5)      Ekstrak Bunga Eforbia
Sari bunga ungu eforbia memiliki warna putih transparan, setelah di tetesi larutan asam  menjadi pink muda dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau pekat muda. Hal ini menunjukkan bahwa bunga eforbia sesuai dengan sifat dari asam dan basa.

6)      Ekstrak Bunga Bugenvil
Sari bunga ungu bugenvil memiliki warna pink , setelah di tetesi larutan asam  menjadi pink pekat dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau bening. Hal ini menunjukkan bahwa bunga bugenvil sesuai dengan sifat dari asam.


7)      Ekstrak Kunyit
Sari kunyit  memiliki warna orange, setelah di tetesi larutan asam  menjadi kuning transparan  dan setelah di tetesi larutan basa menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa kunyit sesuai dengan sifat asam dan basa.

8)      Ekstrak Bunga Asoka
Sari bunga asoka memiliki warna coklat bening, setelah di tetesi larutan asam  menjadi merah  bata dan setelah di tetesi larutan basa menjadi hijau pekat tua. Hal ini menunjukkan bahwa bunga asoka sesuai dengan sifat dari asam.



BAB V
PENUTUP
            5.1 Kesimpulan
      Berdasarkan hasil praktikum yang sudah kami lakukan dengan menggunakan bahan indikator alami, maka ditemukan bahan alternatif dalam menggunakan larutan indikator sebagai penentu  pH larutan. Selain bahannya mudah ditemukan juga sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya.
Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik digunakan sebagai indikator. Hanya ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan indikator yang baik karena perubahan warnanya mudah dianalisa.
Ekstrak bunga yang baik digunakan sebagai indikator alami sesuai dengan praktikum yang kami lakukan adalah bunga sepatu dan kunyit karena perubahan warna pada ekstrak bunga sepatu dan kunyit sangat kontras saat dicampuri dengan larutan asam. Sedangkan ekstrak bunga yang kurang baik digunakan adalah ekstrak bunga tapak dara, ekstrak bunga pacar air, ekstrak bunga bugenvil, ekstrak bunga eforbia, ekstrak bunga ungu telang dan ekstrak bunga asoka karena tidak memiliki perubahan warna secara kontras saat dicampuri dengan larutan asam atau basa.
            5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum, sebaiknya peralatan yang digunakan dibersihkan kembali dan disimpan ditempat semula agar tidak mendatangkan dampak buruk yang tidak terduga dan pada saat peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diharapkan tak ada kotoran yang masih melekat pada peralatan tersebut karena akan memperhambat proses penelitian berikutnya.





DAFTAR PUSTAKA
http://bataviareload.wordpress.com/2012/03/15/kembang-telang/. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_Sepatu. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.
http://www.togasehat.com/2012/02/khasiat-bunga-sepatu.html. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.
http://tamanku.com/euphorbia-tanaman-asli-madagaskar/. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.

http://rianiflower.wordpress.com/bunga-bougenville/. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.

http://www.scribd.com/doc/55850911/Manfaat-Bunga-Asoka. Diakses pada tanggal 27 februari 2013.






No comments:

5 Tahapan Manajemen Layanan TI menurut ITIL

Apa itu Information Technology Infrastructure Library ( ITIL ) ? ITIL adalah kerangka umum yang menggambarkan Best Practice dalam...