9 agustus 2013. mungkin bagi orang lain tanggal
ini tak begitu penting. gua juga gak kebayang seberapa pentingnya tanggal ini,
ckck. tak aku sangka hari ini adalah hari terakhir aku berkomunikasi denganmu,
lewat bbm pastinya. jemariku tak kuat lagi untuk mengetik, air dari mataku ini
menetes hebat. Aku tak menyangka kau lebih memilih dia yang baru beberapa saat
denganmu, tak sebanding dengan apa yang kita pertahankan kurang lebih 3 tahun
ini, miris. Tak bisa aku bayangkan dibelakangku kau mendua, kau tampak nyaman
bersamanya meski waktu itu kau masih berstatus menjadi pacarku. Dimana hatimu?
Adakah terbesit di benakmu akan perasaanku. Hal ini memuncak ketika kau bisa
mengganti display picture tetapi tidak bisa membalas chatku, mulai ada yang
aneh dari sikapmu, tutur katamu, aku merasa ada sosok lain di balik tatapanmu
itu, entahlah. Aku mulai menyadari, setelah kau mengucapkan kata “ maaf, aku
tak bisa lanjutkan hubungan ini. Ada seseorang yang lebih mengerti aku selain
kamu.” Sekejap mataku mulai terperanjat, tak bisa aku ungkap dengan personal
message biasa. Perasaanku saat itu hancur lebur, terasa badanku di tikam dari
belakang. Aku tak menyangka, padahal baru 2 hari yang lalu kita masih bertemu
dan sempat bersenda gurau. Di hari itu kau tampak lebih menarik mengenakan hem
abu-abu lengan panjang ditambah ornament kain merah yang ada di krah dan
tangan, aku ingat betul hem itu adalah kado ulang tahunmu saat kau genap 17
tahun, aku sengaja memberikannya untukmu. Dan kau tampak menawan menggunakan
jeans hitam panjang. Oh, siang itu kau buat aku terkagum-kagum, kita biasa
duduk di dekat alun-alun kota. Siang itu tampak hanya kita berdua, saling
berdiam satu sama lain tanpa kata. Lamunku mulai merasuk jiwa, hilir mudik
kendaraan lalu lalang mengelilingi alun-alun kota seperti biasa. Tiba-tiba
terdengar suaramu yang khas itu, membangunkanku dari lamunku tentang hubungan
kita.
Riki :
kita break dulu ya J
Rini :
terserah lu deh, kalo itu bisa buat lo lebih baik tanpa gua.
Riki :
oh ya .
Rini :
tapi bentar lagi kita anniv loh, habis anniv ajah ya :D kita kan punya project
buat video anniv bareng, mau rayain bareng-bareng juga kan ?
Riki :
terserah.
Rini :
(menunduk dan kemudian menangis) kan dulu kamu yang punya ide, kenapa sekarang
gini.
Riki :
males, gak guna, toh mau break juga atau sekalin putus. Kita balikan udanya
lulus aja.
Rini :
kok gitu? Tanggal berapa :o
Riki :
terserah
Rini : 1
juni?
Riki :
terserah.
Rini :
yauda terserah lu deh.
Rini pun pulang dengan keadaan kecewa campur
aduk, tak ada titik temu, kita benar-benar kembali apa gak. Tiba-tiba aku aku
sadar dari mimpiku semalam, apa ini hanya mimpi? Kalo ini benar, kenapa begitu
mudahnya dapat tergantikan olehnya ? pupuslah mimpi-mimpi besarku bersamamu. Kini
ku mulai menyadari “memang menyakitkan bahwa orang yang kita cintai hidup
bahagia tanpa kehadiran kita didalamnya, namun yang lebih menyakitkan jika kita
bersamanya tapi gagal membuatnya bahagia’ seketika aku terhipnotis oleh kutipan
kalimat dari novel khalil Gibran yang berjudul “Tak Sempurna” yang telah ku
baca dua minggu yang lalu. Si pengarang yang terinspirasi oleh lagu-lagu dari Bodan Prakoso and fade 2 black ini, sama
seperti kisahku yang terangkum dalam setiap syair lagunya.
Keesokan harinya, aku mulai galau tak karuan,
nyampah di timeline pastinya :D, yah ini sedikit meringankan rasa kecewaku. Banyak
di antara temanku yang enggan dengan persoalan ini, mereka tak mau lebih
tepatnya. Dan akhirnya aku tau sapa teman-teman yang ada di saat aku jatuh dan
mereka prihatin kepadaku bukan malah menertawakanku seenaknya. Aku mencoba
bangkit, meski aku rasa itu sangat sulit. Kini ku sadar, aku mulai di kehidupan
baru dimana tak ada lagi sosokmu yang mendampingiku. Tak ada lagi untaian lagu
yang kau nyanyikan untukku, tak ada lagi voice note darimu, dan tak ada lagi
surprise2 kecil yang kau buat. Kini ku sendiri, tanpa kau disampingku. Setelah beberapa
hari aku mencoba melupakanmu, mencoba kehidupan baru pastinya. Tiba-tiba sms si
dek tiara (adekmu) menghancurkan keinginanku untuk melupakanmu. Aku tak sampai
hati mendengar apa yang dia katakan, dia sangat menggapku sebagai kakak
iparnya, sampai sekarang meski kita tlah tak bersama lagi. Dia ingin tak
ada lagi sosok wanita dihati abang nya
selain aku, tapi kini semua telah berakhir. Aku tetap menganggapnya adek
kandungku sendiri, sampai aku berfikir “aku lebih menyayangi adek mu daripada
kamu”. Sampai disini kisah kita, semoga kau senang dengan perempuan yang telah
kau anggap lebih baik dariku. Terimakasih atas luka yang kau beri, sekarang aku
mulai bisa tegar tanpamu. Mungkin benar, aku bisa banyak menulis ini karena
pelampiasan kekecewaanku padamu. Doakan aku, semoga kita akan bertemu pada
suatu hari nanti. J
No comments:
Post a Comment